SELAMAT DATANG di SMK GRAFIKA PGRI PAKIS KABUPATEN MALANG

STUDY TOUR 2014

PT. Antar Surya Jaya

STUDY TOUR 2014

PT. Antar Surya Jaya

STUDY TOUR 2014

PT. Antar Surya Jaya

STUDY TOUR 2014

PT. Antar Surya Jaya

STUDY TOUR 2014

PT. Jawa Post Group

Jumat, 02 Januari 2015

Standardisasi Industri Grafika

Standardisasi Industri Grafika

Asosiasi Teknik Grafika dan Media Indonesia (Indonesian Association of Graphic Technogoly)

Gramedia Printing Group, UGRA PSO/ISO 12647-2 Certified Company pertama di Indonesia
Sejak ATGMI didirikan pada tanggal 1 Januari 2010 obsesi pertama adalah melihat adanya percetakan di Indonesia yang bersertifikasi ISO khusus mutu percetakan atau setaraf dengan itu, dan waktu yang ditunggu-tunggu telah tiba ...

 PSO dan standar ISO
PSO – Prozess Standard Offset adalah judul sebuah buku yang diterbitkan oleh asosiasi percetakan Jerman (BvDM) pada tahun 2004. Buku berbahasa Jerman ini memuat informasi tentang standardisasi pencetakan sesuai dengan standar-standar ISO. Oleh beberapa ahli buku tersebut dipakai sebagai acuan, bagaimana proses pencetakan seharusnya dilakukan dan dikontrol.
Sebagai asosiasi teknik, ATGMI bekerjasama dengan UGRA , Swiss melakukan audit sertifikasi sesuai dengan skema audit yang dilakukan oleh UGRA, baik persyaratan dan pelaksanaan audit maupun penilaian dan kriteria kelulusannya. UGRA adalah lembaga sertifikasi terakreditasi sesuai ISO 17025 di Swiss.
Baik UGRA maupun ATGMI adalah asosiasi partner dan merupakan wakil masing-masing negara dalam organisasi ISO/TC 130 (technical committee) yang mengembangkan dan menerbitkan standar-standar ISO bidang teknologi grafika.
PSO Testform

Afiliasi ATGMI pada sertifikasi PSO ala UGRA ini sangat beralasan, karena manfaat yang dapat diperoleh peserta audit antara lain:
Audit dilakukan oleh dua orang ahli (UCE) yang netral dan tidak ada sangkut pautnya dengan persiapan audit pada perusahaan tersebut
Peserta audit harus menggunakan alat ukur dan alat kontrol yang terkalibrasi
Kebutuhan dokumen, rekam data dan standar prosedur dilakukan layaknya mengaudit perusahaan sesuai dengan ISO 9001, standar management mutu yang sudah terkenal
Audit dilakukan pada 8 fungsi produksi utama dalam percetakan yaitu:
Dokumentasi dan organisasi
Penerimaan berkas
Pembuatan berkas dalam format PDF/X (ISO 15930 Graphic technology — Prepress digital data exchange — Use of PDF)
Soft proofing (ISO 12646 Graphic technology — Displays for colour proofing — Characteristics)
Digital Proofing (ISO 12647-7 Graphic technology — Process control for the production of half-tone colour separations, proof and production prints — Part 7: Proofing processes working directly from digital data)
Pembuatan plate cetak
Pencetakan (ISO 12647-2) dan
Penerangan (ISO 3664 Graphic technology and photography — Viewing conditions)
kami berpendapat bahwa audit sertifikasi mutu cetak PSO/ISO 12647-2 versi UGRA ini adalah yang paling tinggi tingkatannya dibandingkan dengan skema audit yang ada.
Dengan demikian perusahaan peserta audit yang telah lulus audit sertifikasi ini pasti mendapatkan manfaat penerapan standardisasi yang maksimum dalam metode proses produksinya.

 Fungsi dan program kerja ATGMI
ATGMI adalah asosiasi teknik grafika pertama di Indonesia dan merupakan mitra kerja Badan Standardisasi Nasional (BSN) yang berperan aktif dalam pengembangan dan pembahasan standar-standar ISO bidang teknologi grafika (TC 130). Beberapa pengurus dan anggota ATGMI telah ditetapkan sebagai anggota dan ketua National Mirror Committee untuk ISO/TC-130 graphic technology.
Dalam rangka mewujudkan cita-citanya untuk memajukan industri grafika nasional, ATGMI melakukan serangkaian kegiatan yang semuanya bertujuan untuk memperkenalkan standar-standar industri dalam bidang teknologi grafika, memberikan pelatihan, pendampingan sampai pada pelaksanaan audit sertifikasi. Saat ini Indonesia telah memiliki 24 orang ahli (UCE – UGRA Certified Experts), sehingga memungkinkan untuk mengatur dan mengontrol auditor yang handal dan netral dalam pelaksanaan audit sertifikasi PSO/ISO 12647-2 di Indonesia.
Seminar, pelatihan dan lokakarya khusus untuk internal perusahaan maupun untuk umum telah dilakukan secara rutin diberbagai kota di Indonesia seperti:
Seminar PSO yang memperkenalkan manfaat penerapan standar sesuai dengan skema audit sertifikasi PSO/ISO 12647-2
Lokakarya CMW (Color Management Workshop) yang mengajarkan teori warna, pengaturan warna dan implementasi fungsi-sungsi digital proofing, softproofing dan penerangan dalam percetakan (unit kompetensi: Color Management System)
Lokakarya SOC (Standar Operasional Cetak) yang mengajarkan bagaimana mempersiapkan pencetakan, mengoperasikan mesin cetak, mengontrol hasil cetak dan minimal pemeliharaan dalam ruang cetak (unit kompetensi: Operator Cetak)
Lokakarya PRE-PACK yang mengajarkan persiapan cetak hingga pembuatan plate cetak untuk percetakan yang memproduksi bahan kemasan tetapi di luar bidang Color Management System (unit kompetensi Pracetak I dan Pracetak II)
Pelatihan khusus yang diselenggarakan bersama UGRA yaitu UCE Training selama 3 hari (unit kompetensi: Auditor)
Selain membantu percetakan dalam meraih standar PSO/ISO 12647-2, ATGMI telah membantu 7 tinta proses dalam memperoleh sertifikat ISO 2846-1 dari UGRA (Graphic technology — Colour and transparency of printing ink sets for four-colour printing — Part 1: Sheet-fed and heat-set web offset lithographic printing)
  
Manfaat perolehan sertifikat PSO/ISO 12647-2 (UCC – UGRA Certified Company)
Percetakan yang telah berhasil memperoleh sertifikat UGRA/ATGMI PSO/ISO 12647-2 tentu mengerti bagaimana mempersiapkan, menyamakan persepsi tujuan pencetakan, mempelajari nilai-nilai yang terkandung dalam standar ISO yang terkait, terutama ISO 12647-2 (Graphic technology — Process control for the production of half-tone colour separations, proof and production prints — Part 2: Offset lithographic processes). Disiplin melakukan pengontrolan dan pemeliharaan yang banyak terlupakan di percetakan kita, menjadikan kesulitan tersendiri pada saat awal persiapan, padahal disiplin tersebut merupakan hal yang mutlak dalam kelulusan audit.

Oleh karena itu komitmen serta tanggung jawab operator lapangan meningkat dan masing-masing mengenal betul tanggung jawab dan kewajibannya.

Selain mempersiapkan pengetahuan bagi semua pelaksana produksi serta pengendalian mutu, investasi alat penyetelan dan kontrol yang baik sesuai metode modern juga merupakan kendala tersendiri bagi percetakan, namun semua yakin bahwa investasi tersebut adalah mutlak dan sangat bermanfaat. Ini akan tercermin dari meningkatnya efisiensi dan efektifitas produksi serta stabilitas mutu hasil cetak yang sesuai dengan dapat memenuhi keinginan pelanggannya.
  
UCC seal Gramedia Printing Group
Percetakan UCC (UGRA Certified Company) mengetahui bahwa penggunaan materi standar, standar proses dan kontrol mutu yang standar akan lebih efisien dalam melayani pelanggan-pelanggannya, terutama yang juga telah mengenal standar mutu cetak ISO 12647-2 tersebut. Pelanggan tersebut bahkan dapat mempergunakan digital proof yang dilakukan dengan target profil standar akan memperoleh hasil cetak yang sesuai dengan digital proof yang mereka miliki. Dengan demikian waktu yang dibutuhkan untuk proses persetujuan sebelum pencetakan dapat diminimalisasikan.

Pada awal 2013 hal yang menggembicarakan telah tiba, PT Gramedia Printing Group menjadi percetakan pertama di Indonesia yang berhasil meraih UGRA PSO Certified Company (http://www.ugra.ch/pso-certified-printing-companies.phtml). ATGMI sangat bangga pada management produksi PT Gramedia Printing Group dan mengucapkan SELAMAT atas keberhasilannya.

Sumber : http://atgmi.blogspot.com/

ATGMI meluncurkan Buku Color Charts

ATGMI meluncurkan Buku Color Charts
(updated article)
Sering mengalami kesulitan untuk memperoleh hasil akhir yang disepakati antara desainer, produksi cetak dan klien? Desain yang sudah susah payah dibuat dengan sempurna ternyata setelah dicetak hasilnya sangat mengecewakan? Warna memegang peranan penting dalam menentukan kualitas akhir desainmu.
Bagi para desainer grafis, professional dan pekerja grafika yang kerap berhubungan dengan dunia cetak, kini ATGMI meluncurkan buku COLOR CHARTS terbaru dengan tingkat akurasi yang tinggi karena tidak dibuat secara manual tetapi secara komputerisasi menggunakan Java Script program plus dicetak sesuai dengan standar ISO 12647-2.
Covernya pun didesain secara ekslusif dengan 4 pilihan warna Cyan-Magenta-Yellow-Black.







Silakan baca artikel tentang Color Chart dan FAQ nya
Info/pesan:
contact person : Tiwi (021 5830 1781)

email : colorchart.atgmi@gmail.com

sumber : http://atgmi.blogspot.com/

Perkembangan dunia industri

Perkembangan dunia industri
http://www.deutzy.com/mesin-digital-printing-roland-versastudio-bn-20/
Perkembangan dunia industri yang semakin pesat seiring kemajuan teknologi dan informasi menuntut pelaku industri selalu bersaing untuk meningkatkan kualitas produknya dari masa ke masa. Begitupula dalam industri grafika, dunia grafika merupakan dunia yang berkaitan erat dengan ketelitian dan ketepatan yang tinggi, sehingga dunia grafika selalu menuntut pelakunya untuk memberikan hasil yang terbaik dan memuaskan bagi pelanggannya. Ada sebuah pepatah yang menyebutkan ‘Quality is meet your customer requirement’ kualitas sesuai keinginan pelangganmu. Setidaknya ada tiga hal mendasar yang sangat mempengaruhi tingkat kesuksesan suatu produk, yaitu harga, ketersediaan, dan mutu/kualitas. Konsumen sangat membutuhkan produk atau layanan yang bermutu tinggi dan tersedia pada waktu yang dibutuhkan dengan harga yang terjangkau dan sesuai dengan manfaat yang akan diperoleh. Seiring dengan tuntutan tersebut, perkembangan dunia grafika kini telah memasuki era digital, sehingga kini kita mengenal istilah Computer To Print, yakni proses cetak yang dapat dilakukan langsung tanpa melalui proses pembuatan film dan acuan cetak terlebih dahulu. Dalam Industri Grafika, istilah Computer To Printditandai dengan maraknya penggunaan teknologi cetak tanpa acuan permanen yang dikenal dengan teknologi Non Impact Printing (NIP).

Sejak teknologi NIP diperkenalkan pertama kali, teknologi NIP semakin diminati oleh pelaku industri grafika karena beberapa keunggulannya yang dapat melengkapi kekurangan teknologi cetak konvensional selama ini misal salah satunya ialah, mampu mencetak dengan jumlah oplah yang sedikit bahkan mencetak hanya satu lembar sekalipun yang tentunya tidak dapat dilakukan dengan teknologi konvensional karena akan menelan biaya yang besar dalam pembuatan acuan cetak dan membutuhkan waktu persiapan yang lama sehingga biaya produksi pun akan menjadi begitu mahal. Selain waktu persiapan yang lebih cepat, resiko kesalahan cetak pun lebih sedikit karena pada teknologi ini koreksi masih dapat dilakukan hingga pada menit-menit terakhir sebelum cetak massal dilakukan (last minutes correction) dan perbaikan terhadap permasalahan cetak lainnya pada proses pencetakan berjalan masih dapat dilakukan secara langsung melalui komputer tanpa perlu menghentikan jalannya pencetakan dan mengubah acuan cetak pada teknologi konvensional.

Hingga kini teknologi NIP itu sendiri terus mengalami perkembangan, baik dalam hal spesifikasi teknologi yang diterapkan maupun dalam hal aplikasi cetaknya yang semakin beragam. Hingga kini teknologi NIP telah dispesifikasi lagi menjadi delapan jenis, yaitu; Electrophotography, Ionography, Magnetography, Inkjet, Thermography, Electrography, Photography, dan “X” graphy. Dari kedelapan teknologi ini yang paling umum digunakan ialah teknologi electrophotography atau yang lebih dikenal dengan nama teknologi laser printing, disebut demikian karena prinsip dasar yang diterapkan pada teknologi ini ialah proses pengembangan image pada acuan cetak sementara yang menggunakan penyinaran cahaya (laser).

Salah satu faktor yang menentukan kualitas cetak pada mesin cetak digital ialah kesesuaian warna yang dihasilkan dengan warna model yang diinginkan oleh konsumen. Kesesuaian ini amatlah sulit dicapai karena pada prinsipnya warna cetakan pada mesin cetak digital berbeda dengan warna cetakan menggunakan mesin cetak konvensional, selain karena teknologi yang digunakan jauh berbeda, jenis tinta yang digunakan pada mesin cetak offset digital umumnya berupa Toner bukan Liquid seperti pada mesin cetak offset konvensional. 
Sumber: http://print-spiration.blogspot.com/2011/08/grafika-di-era-baru-bag1-mengenal-nip.html#sthash.K8lVbXRl.dpuf

Mengenal Industri Grafika

http://mesinpercetakan.com/pameran-percetakan-indonesia/

Mengenal Industri Grafika
Mengapa Produk Informasi/Media Cetak Semakin Meningkat di Masyarakat??

karena adanya :
- Peningkatan kebutuhan informasi yang lebih banyak
- Berkembangnya manusia dalam bidang intelektual, ekonomi, sosial, pendidikan, dll
- Bertambahnya jumlah populasi penduduk

Semakin tinggi/besar/banyak kebutuhan masyarakat terhadap produk informasi, maka industri grafika akan tumbuh dan berkembang dengan baik.
Semakin banyak populasi industri grafika yang memproduksi produk informasi, dikaitkan dengan jumlah penduduknya, maka dapat dijadikan satu indikator kemajuan budaya suatu negara.

Perbedaan INDUSTRI GRAFIKA dan INDUSTRI MANUFACTURING

Industri manufacturing, bersifat menuntut penguasa teknologi dan penguasaan proses produksi.
Industri grafika, bersifat JASA dan JOB ORDER, selain penguasaan teknologi dan proses produksi, juga harus menguasai dasar-dasar pelayanan, kecepatan tanggap terhadap permintaan konsumen agar pelanggan merasa pusa.
hakekat industri grafika

Industri grafika menghasilkan barang cetakan dengan menggunakan teknologi tinggi dan dengan presisi yang tinggi (mesin-mesin produksi grafika, yang sama tingginya dengan presisi mesin pesawat jet)


Sifat Produksi Industri Grafika

Industri grafika menawarkan/menjual jasa dari mengolah bahan baku (naskah), menjadi produk informasi/produk grafika/barang cetakan.
Dalam memproduksi, industri grafika jauh lebih rumit, lebih kompleks, karena tidak hanya penguasaan teknologi, tetapi juga harus memperhatikan sisi jasa, yaitu : ketepatan produksi demi kepuasan pelanggan.
Masalah penting yang dihadapi industri grafika adalah mutu pelayanan untuk mempertahankan pelanggan dan menjaga serta meningkatkan mutu produksi untuk meningkatkan kepuasan pelanngan.

Jenis Kelompok Produksi Informasi yang Diproses oleh INDUSTRI GRAFIKA

Kelompok cetakan untuk keluarga ( kartu keluarga, akta kelahiran, dll )
Kelompok cetakan untuk kebutuhan administrasi umum/perkantoran
Kelompok cetakan komersial umum ( poster, brosur, katalog, lieflet, dll )
Kelompok cetakan pendidikan ( buku )
Kelompok cetakan pers ( surat kabar, tabloid, majalah )
Kelompok cetakan kemasan ( kertas, karton, kaleng, plastik, sticker, dll )
Kelompok cetakan untuk security printing ( uang, materai, dll )
Kelompok cetakan untuk form komputer, perbankan, keuangan, asuransi, dll
Kelompok cetakan untuk peta, poster, dll

Tuntutan Kepuasan Pelanggan tehadap INDUSTRI GRAFIKA

Tuntutan pelanggan :
Mutu baik
Penyerahan cepat/tepat waktu (terhadap hasil jadi)
Harga murah
Sikap perusahaan :
Berproduksi lebih profesional, efektif dan efisien
Menyempurnakan sistem-sistem produksi
Menyempurnakan sistem pelayanan
memanfaatkan perkembangan teknologi

sumber : modul (pengantar teknologi grafika, soebardianto)

Minggu, 21 Desember 2014

DAMPAK PERKEMBANGAN TEKNOLOGI GRAFIKA


[_MG_0049.JPG]
http://www.maharprastowo.com/

DAMPAK PERKEMBANGAN 
TEKNOLOGI GRAFIKA TERHADAP PENDIDIKAN GRAFIKA
Industri grafika memiliki peran  penting  dan luas di dalam industri kreatif sekaligus menjadi industri yang sangat strategis di dalam suatu negara. Peran strategis ini dapat diketahui dari digunakannya produk industri grafika sebagai salah satu tolok ukur dalam menilai kemajuan suatu bangsa. Semakin maju suatu bangsa, maka semakin banyak dan beragam serta semakin tinggi kualitas barang cetakan yang diproduksi oleh industri grafikanya. Hal ini diakibatkan oleh kondisi masyarakat yang semakin maju intelektualitas dan tingkat sosial ekonominya, sehingga tuntutan akan kuantitas dan kualitas barang cetakan sebagai salah satu media informasi dan komunikasi juga akan meningkat. Untuk menghasilkan produk grafika dalam jumlah banyak, beragam jenisnya dan bermutu tinggi dalam waktu singkat diperlukan kemampuan/profesionalisme SDM yang tinggi, peralatan dengan teknologi yang tinggi, mutu bahan baku yang baik, serta pengelolaan produksi yang baik pula.
Perkembangan teknologi dan peralatan grafika dalam dasawarsa terakhir ini, merupakan angin segar bagi kalangan industri pada tingkat dan kalangan tertentu, yaitu kalangan yang siap menerima perkembangan teknologi terkini di bidang financial maupun SDM-nya.
Sebagaimana telah kita ketahui bersama, industri grafika adalah industri yang sangat strategis sehingga semua lapisan masyarakat berlomba untuk menggeluti bidang ini baik pada skala kecil, menengah maupun besar atau berskala nasional. Pengelompokan usaha pada berbagai skala itu ditentukan oleh : besarnya dana yang diinvestasikan, jumlah dan beragamnya jenis peralatan dan mesin-mesin yang dimiliki, jumlah SDM yang terlibat di dalam usaha serta besarnya output yang bisa dihasilkan oleh usaha tersebut.
Dengan masuknya perkembangan teknologi grafika dari negara-negara maju seperti dari Eropa, Amerika juga dari beberapa negara Asia, baik dalam bidang pre-press, on-press maupun post-press beserta peralatan dan mesin-mesin yang demikian canggih, maka para pengusaha grafika di tanah air  yang merasa mampu, mulai menilai dan memilih teknologi dan mesin-mesin yang mana yang akan dibeli untuk lebih mengembangkan usahanya.
Suatu kesalahan besar apabila pemilihan dan pembelian peralatan/mesin-mesin hanya didasarkan pada kemampuan financial semata, tanpa memperhatikan kemampuan peralatan untuk memproses jenis pesanan/order serta  kesiapan SDM untuk mengoperasikan dan merawat mesin agar selalu berproduksi secara maksimal.  Ketidaktepatan pemilihan dan pembelian peralatan/mesin-mesin akan berakibat pada  kelangsungan hidup perusahaan, karena  investasi yang ditanam pada pembelian mesin itu harus mampu dikembalikan pada jangka waktu tertentu.
Tanpa perencanaan waktu pengembalian investasi yang jelas, maka perusahaan akan menanggung beban pinjaman investasi, dan ini akan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup perusahaan.